Ini kisah berdasarkan kitab dimana pada zaman dahulu, ada seseorang yang bernama Abu Yazid Al-Bustomi yang memang sejak kecil merupakan orang yang suka berbuat kebajikan. Beliau merupakan salah satu ulama sufi yang diakui akan ketinggian ilmu tasawufnya sehingga banyak yang berguru kepadanya.
Sejak kecil berbuat baik dan orangtuanya pun juga selalui menjaga diri untuk tidak makan kecuali dengan yang halal. Sejak dalam kandungan hingga bercerai dari air susu ibunya, beliau tidak pernah berkenalan dengan barang yang syubhat apatah lagi yang haram.
Namun ketika menginjak remaja, beliau merasakan bahwa dirinya sudah mulai banyak lupanya. Terutama jika mendengarkan sesuatu hal yang mengandungi kebenaran.
Dari situ, ia pergilah kepada ibunya untuk menanyakan sesuatu.
"Wahai ibu, apakah ibu ingat pernah memakan sesuatu yang haram atau syubhat ketika mengandung atau menyusui aku? Kerana jika aku mendengar kebaikan, aku mudah lupa," tanya Abu Yazid.
Akhirnya ibunya bercerita terus terang mengenai kejadian yang pernah dialaminya ketika mengandungnya dahulu.
"Anakku, pada suatu hari, ketika sedang mengandung atau menyusuimu, aku melihat sepotong keju tergeletak di tempat si fulan. Saat itu aku sedang mengidam dan benar-benar menginginkan keju itu. Lalu aku ambil secuit keju dan kumakan tanpa sepengetahuan pemiliknya," jelas ibunya.
Mendengar penjelasan ibunya, tanpa fikir panjang lagi, Abu Yazid langsung mengunjungi pemilik keju tersebut dan beliau menceritakan tentang kekhilafan ibunya saat mengandung dirinya.
Kepada pemilik keju tersebut, Abu Yazid merayu untuk meminta maaf.
"Wahai Fulan, dahulu ketika mengandung, ibuku telah memakan secuil kejumu. Sekarang aku mohon agar engkau sudi memaafkannya atau tetapkan harga secuil keju tersebut dan aku akan membayarnya, "kata Abu Yazid.
"Ibumu telah aku maafkan dan apa yang telah dia makan telah aku halalkan," kata pemilik keju tersebut.
Akhirnya di kemudian hari, Abu Yazid sudah tidak lupa lagi ketika mendengar suatu kebaikan.
No comments:
Post a Comment